Ancaman Siber di Industri Fintech: Mengapa Harus Bertindak Sekarang?

Industri fintech terus berkembang dengan pesat, menawarkan kemudahan dan inovasi dalam layanan keuangan. Namun, bidang ini sekaligus menjadi sasaran empuk bagi para penjahat siber yang memanfaatkan celah keamanan. Ancaman siber di sektor fintech tidak hanya melibatkan risiko keuangan, tetapi juga berdampak pada reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan.

Beberapa ancaman utama yang kerap dihadapi oleh pemain fintech meliputi:

  • Phishing dan Rekayasa Sosial (Social Engineering): Serangan ini dirancang untuk mencuri data pribadi atau kredensial login pengguna melalui metode manipulatif, seperti email palsu atau situs web tiruan.

  • Ransomware: Perangkat lunak berbahaya ini dapat mengenkripsi data penting perusahaan, memaksa mereka untuk membayar tebusan demi memulihkan akses.

  • Serangan DDoS (Distributed Denial of Service): Penyerang dapat membanjiri server dengan lalu lintas berlebih, membuat layanan fintech tidak dapat diakses oleh pengguna dan mengganggu operasional bisnis.

  • Peretasan API: Dalam ekosistem fintech yang mengandalkan integrasi aplikasi, API menjadi target utama untuk mencuri data sensitif atau mengganggu sistem.

Peningkatan penggunaan teknologi seperti blockchain, big data, dan kecerdasan buatan juga membuka peluang baru bagi serangan siber. Para pelaku ancaman siber menggunakan teknik yang semakin canggih, seperti serangan zero-day, yang mengeksploitasi celah keamanan yang bahkan belum diketahui oleh pengembang sistem.

Meskipun regulasi terkait keamanan siber semakin ketat, banyak perusahaan fintech mengalami kesulitan dalam menjaga keamanan sesuai standar industri. Kendala umum meliputi kurangnya tenaga ahli keamanan siber, keterbatasan anggaran, hingga tidak adanya sistem monitoring keamanan yang aktif 24/7. Hal ini membuat mereka rentan terhadap serangan mendadak dan tanpa peringatan.

Kebutuhan untuk bertindak sekarang menjadi mendesak karena peningkatan ancaman yang lebih cepat dibandingkan adopsi mekanisme pelindung. Managed Service SOC (Security Operations Center) menjadi solusi strategis untuk memastikan pemantauan terus-menerus, deteksi dini ancaman, dan respons cepat terhadap insiden.

Apa Itu Managed Service SOC dan Mengapa Penting?

Managed Service Security Operations Center (SOC) merupakan layanan keamanan siber yang dikelola pihak ketiga untuk melindungi infrastruktur digital suatu organisasi. SOC ini berfungsi sebagai pusat pengawasan dan deteksi ancaman keamanan, dengan tim profesional keamanan siber yang bekerja 24/7 guna memantau, menganalisis, dan merespon insiden yang berpotensi mengancam sistem. Layanan ini dirancang untuk membantu organisasi mengelola ancaman secara proaktif melalui teknologi canggih, proses terstandarisasi, dan keahlian mendalam dalam bidang keamanan.

Keberadaan Managed Service SOC menjadi semakin penting, terutama bagi sektor keuangan, karena meningkatnya kompleksitas ancaman siber. Serangan ransomware, malware, dan phishing kini semakin canggih, seringkali menyasar data sensitif seperti informasi pelanggan, transaksi keuangan, serta data kartu kredit. Tanpa pendekatan keamanan yang tepat, organisasi berisiko kehilangan reputasi dan menghadapi kerugian finansial yang signifikan.

Layanan ini sangat penting karena menawarkan beberapa manfaat utama:

  • Pemantauan Real-Time: Managed Service SOC menyediakan pemantauan penuh selama 24 jam, yang memastikan setiap ancaman dapat diidentifikasi dan direspons dengan cepat.

  • Ketersediaan Ahli: Tim keamanan profesional dengan pengalaman luas dapat menangani ancaman yang membutuhkan analisis mendalam dan tanggapan segera.

  • Penghematan Biaya: Dibandingkan dengan membangun SOC internal yang memerlukan investasi besar dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan tenaga kerja, SOC yang dikelola menawarkan solusi hemat biaya.

  • Adaptabilitas Teknologi: Teknologi perlindungan yang digunakan terus ditingkatkan agar tetap relevan terhadap ancaman yang selalu berevolusi.

Selain itu, layanan Managed Service SOC membantu memastikan kepatuhan terhadap regulasi keamanan siber, seperti yang ditetapkan oleh otoritas keuangan. Dalam sektor yang sangat diatur seperti keuangan, menjaga kerahasiaan dan integritas data pelanggan merupakan prioritas tinggi. Dengan begitu, Managed Service SOC menjadi solusi strategis yang dapat membantu organisasi tetap aman sambil fokus pada inovasi dan pengelolaan bisnis inti mereka.

5 Keunggulan Outsourcing SOC untuk Bank dan Fintech

1. Efisiensi Biaya Operasional

Outsourcing SOC (Security Operations Center) memungkinkan bank dan fintech mengurangi pengeluaran besar yang biasanya diperlukan untuk membangun infrastruktur keamanan siber internal. Dengan model layanan ini, perusahaan hanya membayar berdasarkan kebutuhan dan skala layanan, tanpa harus menanggung biaya tambahan untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan tenaga kerja ahli. Hal ini sangat membantu dalam menjaga anggaran yang lebih terkontrol, terutama bagi perusahaan yang sedang tumbuh.

2. Akses ke Keahlian Khusus

Keamanan siber adalah bidang yang berkembang pesat, memerlukan pengetahuan mendalam dan terkini. Dengan menggunakan jasa outsourcing SOC, bank dan fintech mendapatkan akses ke tim ahli yang berpengalaman dalam menangani ancaman keamanan siber global. Pihak penyedia layanan secara kontinu mengembangkan keahlian mereka dan memanfaatkan teknologi terkini, sehingga memungkinkan tanggapan cepat terhadap ancaman canggih.

3. Pemantauan 24/7

Ancaman siber tidak mengenal waktu, sehingga kebutuhan akan pemantauan keamanan yang konstan menjadi sangat penting. Layanan outsourcing SOC memberikan pemantauan 24/7 terhadap jaringan dan sistem perusahaan. Dengan adanya deteksi dan respons real-time, risiko terjadinya pelanggaran data atau serangan dunia maya dapat diminimalkan, memberikan rasa tenang kepada klien mereka.

4. Skalabilitas dan Fleksibilitas

Dalam industri keuangan, kebutuhan akan keamanan sering kali berubah dengan cepat, tergantung pada pertumbuhan bisnis atau ancaman baru yang muncul. Layanan outsourcing SOC memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan tingkat layanan sesuai kebutuhan. Hal ini memastikan bank dan fintech mampu bertindak dengan cepat tanpa perlu berinvestasi besar dalam sumber daya baru.

5. Fokus pada Inti Bisnis

Dengan menyerahkan tanggung jawab keamanan siber kepada pihak ketiga yang terpercaya, bank dan fintech dapat mengalihkan perhatian mereka pada pengembangan produk dan layanan inti mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi organisasi, tetapi juga memastikan bahwa mereka tetap kompetitif di pasar yang semakin dinamis dan kompetitif.

Outsourcing SOC menjadi mitra strategis yang memadukan keamanan tingkat tinggi dengan efisiensi operasional.

3 Cara Kerja SOC dalam Mengidentifikasi Ancaman Finansial

Managed Service Security Operations Center (SOC) memainkan peran penting dalam membantu sektor keuangan mendeteksi, menganalisis, dan merespons ancaman yang berpotensi mengganggu integritas finansial. Berikut adalah tiga cara kerja SOC dalam mengidentifikasi ancaman finansial:

1. Pemantauan dan Analisis Real-Time

SOC melakukan pemantauan aktivitas jaringan secara terus-menerus menggunakan alat canggih seperti Security Information and Event Management (SIEM). Sistem ini mengumpulkan, menganalisis, dan mengkorelasikan data dari berbagai sumber seperti firewall, server, dan aplikasi keuangan. Dengan pendekatan real-time, SOC mampu mendeteksi anomali seperti pergerakan tak wajar dalam transaksi keuangan, akses ilegal ke data sensitif, atau aktivitas malware yang dapat berdampak pada operasional bisnis.

2. Intelligence Berbasis Ancaman

SOC memanfaatkan threat intelligence untuk memberikan wawasan menyeluruh tentang jenis ancaman terbaru yang teridentifikasi dalam sektor finansial. Jenis ancaman seperti phishing, rekayasa sosial, atau ransomware sering kali menargetkan institusi keuangan. Dengan menganalisis pola serangan dari data global, SOC dapat mengantisipasi risiko dan menerapkan langkah proaktif untuk melindungi sistem keuangan. Threat intelligence ini membantu perusahaan memahami metode serangan yang kompleks dan mengadaptasi strategi pertahanan.

3. Respon Cepat Terhadap Insiden

SOC tidak hanya bertugas mendeteksi ancaman tetapi juga bertindak cepat saat insiden terjadi. Tim SOC biasanya terdiri dari analis yang berpengalaman dalam investigasi forensik untuk melacak sumber serangan. Mereka menggunakan prosedur yang terstruktur untuk mengisolasi sistem yang terinfeksi, memperbaiki kerentanan, dan memastikan ancaman tidak menyebar lebih jauh. Selain itu, SOC memberikan laporan insiden lengkap untuk mendorong perbaikan berkelanjutan dalam strategi keamanan keuangan perusahaan.

Dengan tiga langkah ini, SOC memberikan perlindungan yang holistik untuk sektor keuangan, memastikan keamanan data pelanggan dan ketahanan operasional bisnis terhadap ancaman finansial.

5 Langkah-Langkah Implementasi Managed Service SOC

Implementasi Managed Service Security Operations Center (SOC) dalam sektor keuangan memerlukan pendekatan yang terstruktur agar dapat berjalan dengan efektif. Berikut adalah langkah-langkah utama yang harus diikuti:

1. Analisis Kebutuhan dan Risiko

Langkah pertama yang harus diambil adalah melakukan analisis terhadap kebutuhan keamanan dan risiko yang dihadapi oleh institusi finansial. Proses ini mencakup identifikasi aset digital yang paling berharga, potensi ancaman siber, dan regulasi yang berlaku dalam sektor keuangan. Analisis ini membantu menentukan fokus utama SOC dalam melindungi informasi sensitif dan memenuhi standar kepatuhan.

2. Pemilihan Penyedia Managed Service SOC

Setelah kebutuhan teridentifikasi, institusi harus memilih penyedia layanan SOC yang sesuai. Evaluasi penyedia dilakukan berdasarkan kapabilitas mereka dalam deteksi ancaman, respon insiden, integrasi teknologi yang ada, dan rekam jejak keberhasilan. Faktor tambahan seperti skalabilitas, layanan dukungan, dan keamanan data pelanggan juga harus dipertimbangkan.

3. Integrasi Teknologi dan Infrastruktur

Setelah penyedia dipilih, langkah selanjutnya adalah mengintegrasikan teknologi SOC dengan infrastruktur yang telah ada di perusahaan. Ini melibatkan pemasangan alat pemantauan, sistem SIEM (Security Information and Event Management), serta endpoint detection tools. Penyedia layanan juga bekerja sama dengan tim IT internal untuk memastikan integrasi ini tidak mengganggu operasional.

4. Pelatihan dan Kolaborasi Tim

Penting bagi institusi untuk melibatkan tim internal mereka dalam pelatihan mengenai prosedur keamanan baru. Tim internal perlu memahami bagaimana cara bekerja sama dengan penyedia SOC dalam merespons serangan siber. Kolaborasi antara tim internal dan eksternal menjadi kunci untuk efisiensi dalam pengelolaan ancaman.

5. Pemantauan Berkelanjutan dan Evaluasi

Setelah implementasi awal selesai, pemantauan secara real-time harus berjalan terus-menerus. Tim SOC melakukan analisis atas data log untuk mendeteksi ancaman yang muncul dan merespons secara tepat waktu. Selain itu, evaluasi berkala perlu dilakukan untuk menilai efektivitas sistem yang diterapkan dan menyesuaikan strategi keamanan apabila diperlukan.

Kasus Nyata: Managed Service SOC yang Berhasil Mencegah Kerugian Finansial

Sebuah institusi keuangan besar di Asia Tenggara menghadapi tantangan serius berupa serangan siber yang terus berkembang. Serangan ini menargetkan sistem transaksi online, mencoba mengeksploitasi celah keamanan untuk mencuri data pelanggan dan melancarkan aktivitas yang berpotensi menyebabkan kerugian finansial signifikan. Untuk mengatasi ancaman ini, institusi tersebut memutuskan untuk mengimplementasikan Managed Service Security Operations Center (SOC).

Managed Service SOC yang digunakan memanfaatkan teknologi mutakhir, seperti kecerdasan buatan (AI) dan analitik tingkat lanjut, untuk memonitor aktivitas jaringan secara real-time. Prosesnya dimulai dengan implementasi sistem deteksi ancaman yang proaktif. Setiap anomali lalu lintas data segera dianalisis oleh mesin pintar dan disertai validasi manual oleh tim ahli keamanan informasi yang bekerja 24/7. Dalam sebuah insiden spesifik, SOC mendeteksi pola serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS) beberapa menit sebelum mampu mencapai tahap kritis. Aktivitas mencurigakan ini segera dihentikan melalui pembaruan konfigurasi firewall otomatis dan mitigasi berbasis cloud.

Selain itu, Managed Service SOC membantu institusi ini mengidentifikasi usaha phishing yang mencoba mengecoh karyawan untuk mengungkapkan data login sensitif. Serangan tersebut dicegah melalui modul pelatihan keamanan siber terintegrasi yang disediakan SOC kepada staf perusahaan. Langkah ini tidak hanya menangkis serangan, tetapi juga meningkatkan kesadaran keamanan di tingkat organisasi.

Hasil implementasi strategi tersebut terbukti efektif, dengan total estimasi kerugian finansial yang berhasil dihindari mencapai jutaan dolar dalam beberapa bulan pertama. Kecepatan dan ketepatan dalam deteksi serta respon terhadap insiden menjadi bukti nyata bahwa Managed Service SOC dapat menjadi solusi vital dalam melindungi sektor keuangan dari ancaman siber.

Tren 2025: 3 Teknologi AI dalam Managed SOC

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) terus mendorong inovasi di Managed Security Operations Center (SOC). Dalam beberapa tahun mendatang, tiga teknologi utama di bidang AI diprediksi mendominasi tren operasional SOC. Implementasi teknologi ini bertujuan untuk memperkuat sistem pendeteksian dan respons ancaman di sektor keuangan. Dengan meningkatnya kompleksitas ancaman siber, penggunaan AI menjadi langkah strategis untuk menjaga keamanan data dan finansial.

1. Deteksi Anomali Berbasis AI

Kemampuan AI dalam mendeteksi aktivitas yang tidak normal atau mencurigakan semakin canggih. Teknologi ini dirancang untuk mengevaluasi pola lalu lintas jaringan secara real-time dan mengidentifikasi anomali yang berpotensi menjadi ancaman. Misalnya, AI dapat mengenali ancaman yang sering kali terlewatkan oleh pendekatan manual, seperti malware canggih atau akses tidak sah yang tersembunyi. Melalui analisis terus-menerus, deteksi berbasis AI mampu meminimalkan false positive sekaligus memprioritaskan insiden yang perlu segera ditangani.

2. Otomasi Respons Insiden

AI di Managed SOC juga memainkan peran besar dalam mengotomasi respons terhadap ancaman siber. Dengan memanfaatkan teknologi seperti SOAR (Security Orchestration, Automation, and Response), SOC dapat merespons insiden dalam hitungan detik tanpa harus menunggu tindakan manusia. Sebagai contoh, AI dapat menutup koneksi jaringan yang mencurigakan, memutuskan perangkat yang terinfeksi dari sistem, atau mengkarantina file berbahaya secara otomatis. Hal ini tidak hanya mempercepat respons, tetapi juga mengurangi kerusakan akibat penundaan.

3. Penggunaan Natural Language Processing (NLP)

Natural Language Processing (NLP) menjadi salah satu fitur unggulan untuk meningkatkan kemampuan SOC dalam menganalisis data ancaman. Teknologi ini memungkinkan AI menganalisis laporan keamanan, mengidentifikasi pola serangan, dan memahami konteks serangan dari bahasa alami. NLP juga bermanfaat dalam mengolah data dari berbagai sumber seperti email phishing, laporan log, atau forum dark web untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam dan prediksi mengenai potensi ancaman di masa mendatang.

Ketiga teknologi ini diharapkan menjadi pilar utama dalam pengoperasian SOC modern di tahun 2025. Mereka tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan perlindungan lebih cerdas bagi sektor keuangan.

Digiprimatera: Solusi Terpadu untuk Keamanan dan Transformasi Digital Bisnis Anda

Di era percepatan digital, tantangan bisnis tidak hanya datang dari ancaman siber seperti peretasan, pencurian data, atau serangan berbasis AI, tetapi juga dari kebutuhan untuk bertransformasi secara digital dengan cepat dan efisien. Untuk menghadapi kedua tantangan tersebut, Anda memerlukan mitra yang tidak hanya andal, tetapi juga menyeluruh. Digiprimatera hadir sebagai solusi lengkap menggabungkan keamanan digital dan transformasi teknologi dalam satu layanan terpadu.

Layanan Utama dari Digiprimatera:
1. Managed Security & SOC: Perlindungan 24/7 dari ancaman siber, deteksi dini, serta respons insiden yang cepat dan akurat.
2.
Transformasi Digital: Modernisasi proses bisnis dan integrasi sistem dengan pendekatan strategis berbasis data.
3.
Solusi Vertikal: Sistem anti-fraud, analisis blockchain, document management, dan IT asset management yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Hubungi Digiprimatera hari ini untuk konsultasi gratis dan temukan bagaimana kami dapat memperkuat sistem keamanan sekaligus mempercepat transformasi digital bisnis Anda. Keamanan dan efisiensi adalah fondasi pertumbuhan masa depan.